Lontar Aji Pangleyakan menunjukkan tentang cara orang nglekas sesuai dengan ilmu yang dipakainya. Demikian misalnya, kalau orang nglekas pakai Aji Pangleyakan Sanghyang Sarasija Maya Hireng , ia memerlukan peralatan ritual atau sesajen, antara lain sebuah nasi tumpeng berwarna hitam, seekor ayam panggang berbulu hitam, sebelas buah canang gantal, canang lengawangi, canang buratwangi, pasepan, dan tempat meletakkan sesajen, yakni sanggah cucuk.
Ritual tersebut dilakukan di kuburan, yakni pada bagian kuburan yang biasanya dipakai tempat membakar mayat yang disebut pangluangan. Ritual dilakukan pada saat tengah malam. Pada saat melaksanakan ritual orang harus menghadap ke sanggah cucuk , sambil mengucapkan mantra sebagai berikut :
Mantra Aji Pangleyakan Sanghyang Sarasija Maya sebagai berikut:
HIDEP AKU SANGHYANG MAYA HIRENG. MELANG-MELANG KADI INDIT. WIJIL GENI HIRENG RING WUWUNANKU. DUMILAH KADI TATHIT. MANGEDEG AKU MAREP WETAN. MANEMBAH KI LEYAK PUTIH RING AKU, MANGADEG AKU MAREP KIDUL, MANEMBAH KI LEYAK ABANG RING AKU. MANGADEG AKU MAREP KULON, MANEMBAH KI LEYAK KUNING RING AKU.
MANGADEG AKU MAREP LOR, MANEMBAH KI LEYAK HIRENG RING AKU.
GURUN TA MAGURU RING AKU. APAN AKU SANGHYANG KUNDHI MANIK
HIRENG. MANGADEG AKU TAN PATALAPAKAN. MIBER AKU TAN PAHELAR. TAN HANA JURANG, TAN HANA PNGKUNG, TEKA ASAH, ASAH, ASAH. AKU ANGADEG TENGAH ING TAN HANA. SARWA DETYA, DANAWA, RAKSASA, SARWA DEWA, WIDYADARA-WIDYADARI, RUMANGSUK RING AWAK SARIRANKU, AKU ANGRANGSUK SARWA AENG, SARWA GALAK. SINGHA RING TANGANKU TENGEN.
BARONG RING TANGANKU KIWA. GARUDA RING AREPKU. NAGA RING
WUNGKURKU SING ANELENG AWAK SASIRANKU PADA NGEB. TEKA NGEB SIREP KUKUL DUNGKUL KE SATRU MUSUHKU KABEH. KUMATAP-KUMITIP NGEB. SING MATANGAN, MASOCA. MAKARNA, MAHIRUNG, MACANGKEM, PADA NGEB.
TAN KWASA NGUCAP-UCAP AWAK SAIRANKU. PAMEDHI NGEB. PANUNGGUN KARANG NGEB. TONYAN MARGA NGEB. ASU NGEB. SING MARA PADA BEGA. MANAK I CILI MANANDAN. SAKTI KAMAJAYA. MARGA KITA RING GAGELANG, MULIH NGAMBAH KABETEN LANGKANGANE. SIREP BUNGKEM SASTRU MUSUHKU WONG KABEH. TAN KWASA NGUCAP -UCAP AWAK SARIRANKU. POMA, POMA, POMA.
Dengan melakukan ritual tersebut seseorang bisa menjadi leyak. Wujudnya tercermin dari isi mantra yang diucapkan, sebab mantra tersebut berisi gambarran tentang wujud leyak yang diinginkannya. Sesuai dengan isi mantra itu, maka wujud leyak dari Aji Pangleyakan Sanghyang Sarasija Maya Hireng adalah manusia berwajah angker dan galak.
Ia mampu berdiri tanpa menyentuh tanah dan mampu terbang tanpa sayap, serta tidak ada lembah dan bukit yang sanggup enghalanginya. Kepalanya mengeluarkan api hitam yang disertai oleh percikan-percikan api laksana kilat. Apabila ia berdiri menghadap ke timur, leyak yang mengeluarkan api putih akan menyembah, bila ia berdiri menghadap ke selatan, semua leyak yang mengeluarkan api merah akan menyembah, bila ia berdiri menghadap ke barat, semua leyak yang mengeluarkan api kuning akan menyembah, dan kalau ia menghadap ke utara, semua leyak yang mengeluarkan api hitam akan menyembah. Semua leyak takut dan berguru kepadanya. Raksasa, bidadari, dan dewa takut kepadanya.
Semua mahkluk hidup yang bertangan, bermata, bertelinga, berhidung dan bermulut merasa ketakutan dan tidur lelap karena terpengaruh oleh ilmu sihirnya. Anjing yang suka menggonggong di malam hari juga akan tertidur pulas. Apabila ada orang yang memergokinya, maka dia akan bungkam dan tidak bisa bergerak karena tidak memiliki tenaga. Dengan demikian leyak tersebut akan dapat dengan mudah melakukan aksinya.
Sumber : http://wongalus.wordpress.com/category/aji-pangleyakan-sanghyang-sarasija-maya/
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon untuk tidak melakukan tindakan SPAM dan menaruh LINK yang aktif. Berkomentarlah yang baik. Terimakasih untuk komentar anda.