Menelusuri jejak Bali Age, bahwa di Bali sudah ada dinasti raja-raja Bali sebelum kedatangan Majapahit. Yang terakhir adalah Sri Asta Asura Ratna Bhumi Banten (1321-1343) M). Pada 1343 M, Majapahit berkuasa di Bali dan berpusat di Samprangan dengan rajanya Kresna Dalem Kepakisan yang memiliki putra mahkota bergelar Dalem Pemahyun yang akhirnya ke dharma putra ke Arya Kenceng dengan gelar Sira Arya Tegeh Kori.
Suatu masa Sira Arya Tegeh Kori melakukan perjalanan panjang menuju Ulun Danu Batur dan memohon kepada Ida Bhatari Ulun Danu Batur untuk diberikan panugrahan agar kelak menjadi seorang yang berwibawa dan dihargai oleh rakyatnya. Doanya dikabulkan oleh Ida Bhatari Batur dan meminta Sira Arya Tegeh Kori agar pergi ke barat daya (gumi Badeng) tepatnya di Tonjaya yang ditempati oleh Ki Bendesa bersama para saudaranya Ki Pasek Kabayan, Ngukuhin dan Tangkas.
Atas prakarsa Ki Bendesa dengan saudara-saudaranya, diputuskan melalui paruman Sira Arya Tegeh Kori diangkat menjadi penguasa wilayah Badung atau Nambangan Badung.
Setelah itu bersama warganya Ki Bendesa membangun istana untuk Sira Arya Tegeh Kori yang diberi nama Puri Benculuk dan menetapkan nama Kerajaan Badung yang berasal dari kata Badeng sesuai dengan titah Betara Batur yakni Tonja Yang Jakang Wana Badeng.
Kemudian Sira Arya Tegeh Kori menghadap kepada penguasa Bali yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri yang bernama Sri Kresna Dalem Kepakisan yang bertahta di Samplangan/Samprangan dan melaporkan bahwa ia telah diangkat menjadi raja Badung pertama.
Lalu turunlah restu Raja Bali dan Sira Arya Tegeh Kori diberi gelar Dalem Benculuk Tegeh Kori untuk mengingatkan kepada pratisentana-nya bahwa Sira Arya Dalem Benculuk Tegeh Kori adalah ksatria kawula wangsa yang merupakan keturunan Dalem Sri Kresna Kepakisan (Wafat 1380 M). Cikal bakal nama Badung berawal dari berdirinya Kerajaan Badung dengan purinya di Tonja disebut Puri Benculuk.
Kemudian membangun lagi Puri Satria dan Puri Tegal Agung. Masa Pemerintahan dinasti Tegeh Kori diperkirakan dari 1360-1750 M. Pada akhirnya kehendak Sang Hyang Widhi tidak dapat dihindari, maka terjadilah perang saudara yang mengakibatkan kejadian Uwug Keraton pada 1750 M. Dan akhirnya Badung beserta isinya dikuasai oleh Dinasti Jambe yang kemudian menurunkan Dinasti Pemecutan.
Sumber : http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2008/5/18/b11.html
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon untuk tidak melakukan tindakan SPAM dan menaruh LINK yang aktif. Berkomentarlah yang baik. Terimakasih untuk komentar anda.